Selasa, 28 April 2020

Teori Tektonik Lempeng

Kabid Dikdas
Teori Tektonik Lempeng

Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika (pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng besar. Ukuran dan posisi dari  tiap-tiap lempeng ini, selalu berubah-rubah. Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat yang memilik kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan yakni gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan daratan tinggi.

Pada tahun 1912, seorang ahli meteorologi dan fisika Jerman, Alferd Wegener mengemukakan tentang konsep pengapungan benua. Hipotesanya yakni bumi pada awal hanya terdiri dari satu benua (super continent) yang disebut Pangaesa dan dikelilingi oleh lautan yang dinamakan Panthalassa. Selanjutnya Pangaea ini pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil dan bergerak ke tempatnya sekarang ini. Hal tersebut didukung oleh bukti kesamaan garis pantai, kesamaan fosil kesamaan struktur dan batuan antar benua.

Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan kaku yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Selubung bagian atas bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair sehingga wajarlah jika lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya. Kerak bumi (litosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas. Ada 2 jenis kerak bumi yaitu kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera. Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi, tetapi akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerak bumi pecah menjadi beberapa bagian yang kecil yang disebut lempeng kerak bumi. Dengan begitu lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera / keduanya.

Lempeng litosfer yang kita kenal sekarang ini ada 6 lempeng besar, yakni lempeng Eurasia, Amerika utara, Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia. Lempeng-lempeng itu bergerak di atas lapisan astenosfer (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat hampir melebur atau hampir berbentuk cair). Oleh sebab itu, maka terjadi interaksi antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat berbentuk;
  • Divergen. Lempeng-lempeng bergerak saling menjauh dan mengakibatkan material dari selubung naik membentuk lantai Samudera baru dan membentuk jalur magmatik atau gunung api.
  • Konvergen. Lempeng-lempeng saling mendekati dan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam (menyusup) ke bawah yang lain masuk ke selubung. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Di belakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunung api serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Indo-Astralia dan lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunung api Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara dan berbagai cekungan seperti cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan cekungan Jawa Utara.
  • Transform. Lempeng-lempeng saling bergesekan tanpa membentuk atau merusak litosfer. Hal ini dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.
 Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika  Teori Tektonik Lempeng
Tiga jenis batas lempeng (plate boundary)

Pada daerah konvergen terjadi perusakan litosfer yang berlebihan. Tumbukan pada zona konvergen ini dipengaruhi oleh tipe material yang terlibat. Tumbukan itu dapat berupa;

a. Tumbukan lempeng Benua dengan lempeng Samudera
Tumbukan ini, lempeng samudera akan tertekuk ke bawah dengan sudut 45° atau lebih, menyusup ke bawah blok benua menuju astenosfer.

b. Tumbukan lempeng Samudera dengan lempeng Sumatera
Apabila dua lempeng saling bertumbukan, maka salah satu akan menyusup di bawah yang lain dan menghasilkan aktivitas vulkanik. Gunung api yang terbentuk cenderung di lantai samudera. Bila tumbuh ke atas permukaan laut, maka akan terjadi serangkaian pulau-pulau gunung api baru yang terletak beberapa ratus kilometer dari palung laut, di mana kedua lempeng samudera bertemu.

c. Tumbukan lempeng Benua dengan lempeng Benua
Pada tumbukan ini, terjadi penyusupan lempeng ke bawah benua, sehingga menyebabkan massa benda dan sedimen lantai samudera tertekan, terlipat, dan terdeformasi. Akibatnya adalah terbentuknya formasi pegunungan baru. Peristiwa ini terjadi pada saat bersatunya India ke benua Asia yang menghasilkan pegunungan Himalaya.


Penyebab Lempeng Bergerak
Pendapat yang banyak diterima mengenai penyebab lempeng bergerak saat ini  adalah karena ada arus konveksi di dalam selubung atau mantel. Sebagai energi dalam hal ini adalah panas bumi. Panas bumi menyebar ke luar pusat bumi  sepanjang waktu. Konveksi di dalam bumi dikendalikan oleh gravitasi dan sifat-sifat batuan yang mengkerut bila mendingin. Hal ini berarti litosfer samudera lebih berat dari selubung di bawahnya. Sedangkan gaya gravitasi yang  menarik lempeng ini cukup  kuat untuk  mengendalikan  mantel.

Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus menerus sejak bumi tercipta hingga sekarang.

Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan, samudera.

Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudera (oceanic curt), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudera, beserta lapisan teratas ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudera lebih tinggi di bandingkan kepadatan pada kerak benua. Demikian juga, elemen-elemen zat pada kerak samudera (mafik) lebih  berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).

Lempeng-lempeng tektonik utama yakni;
  • Lempeng Afrika, meliputi Afrika (Lempeng Benua)
  • Lempang Antartika, meliputi Antartika (Lempeng Benua)
  • Lempeng Australia, meliputi Australia (Lempeng Benua)
  • Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa (Lempeng Benua)
  • Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut (Lempeng Benua)
  • Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan (Lempeng Benua)
  • Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik (Lempeng Samudera)
Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.

Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua di bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya).

Demikianlah ulasan mengenai Teori Tektonik Lempeng, yang pada kesempatan yang baik ini dapat dibahas dengan lancar. Semoga ulasan di atas bermanfaat dan untuk kurang lebihnya mohon maaf. Cukup  sekian dan sampai jumpa.
*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!!!
*Semoga anda sukses!!!